STIKes
AISYAH PRINGSEWU LAMPUNG
PROGRAM
STUDI ILMU KEPERAWATAN
Skripsi,
Agustus 2013
Een
Setiawan
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN
KEPATUHAN PASIEN DIABETES MELLITUS DALAM MENJAGA KADAR
GULA DARAH DI RSUD DR. A. DADI
TJOKRODIPO
BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013
xv + 50 Halaman + 4 Tabel + 2 Gambar + 8 Lampiran
ABSTRAK
Jumlah
penderita DM dari tahun ke tahun cenderung mengalami peningkatan. pada tahun 2030
mendatang sebanyak 552 juta di dunia orang akan terkena diabetes. Dalam upaya
mencegah timbulnya komplikasi pada klien Diabetes Mellitus perlu adanya
pengendalian Diabetes yang baik dengan cara menjaga kadar gula darah mendekati
normal atau dalam kisaran normal. Dukungan keluarga sangat penting untuk
memotivasi pasien dalam menjalankan pengobatan ataupun diet. Tujuan dalam
penelitian ini untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan pasien
diabetes miilitus dalam menjaga kadar gula darah di Rumah Sakit Dr. A. Dadi
Tjokrodipo Bandar Lampung tahun 2013.
Jenis
penelitan ini adalah analitik dengan pendekatan cross sectional.
Penelitin ini dilakukan di Rumah Sakit Dr. A. Dadi Tjokrodipo Bandar Lampung
tahun 2013. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh penderita DM di RSUD
Dr. A. Dadi Tjokrodipo Bandar Lampung yang berjumlah 90 orang dan sampel
didapatkan 65 orang sebagai subjek penelitian. Alat pengumpul data dengan
menggunakan lembar kuesioner tentang dukungan keluarga dan kepatuhan menjaga
kadar gula darah. Analisa data bivariat menggunakan uji chi square.
Hasil
penelitian diperoleh Pasien diabetes mellitus di Rumah Sakit Dr. A. Dadi
Tjokrodipo sebagian besar mendapatkan dukungan keluarga yang baik dalam menjaga
kadar gula darah yaitu 40 orang (61,5%) dan sebagian besar patuh dalam menjaga
kadar gula darah yaitu 46 orang (70,8%). Ada hubungan antara dukungan
keluarga dengan kepatuhan
pasien diabetes mellitus dalam menjaga kadar gula darah di Rumah Sakit Dr. A.
Dadi Tjokrodipo Bandar Lampung tahun 2013. Dengan P value = 0,001 OR =
8,909. Diaharapkan bagi keluarga untuk selalu mengingatkan dengan rutin pada
pasien DM untuk mematuhi diet gula darah.
Kata
Kunci : Dukungan Keluarga,Kepatuhan Pasien DM Menjaga Kadar Gula Darah.
Kepustakaan
: 27 (2003-2013)
STIKes
AISYAH PRINGSEWU LAMPUNG
SCIENCE
STUDY OF NURSING PROGRAM
Script,
August 2013
Een
Setiawan
THE RELATIONSHIP OF FAMILY SUPPORT WITH DIABETES PATIENT OBEDIENCE IN KEEPING LEVEL MELLITUS
BLOOD SUGAR IN HOSPITAL DR. A. DADI
TJOKRODIPO BANDAR LAMPUNG
YEAR 2013
xv + 50 Pages + 2 picture + 4 tables + 8 Appendixes
Number of people with DM from year to year tend to increase. in the year 2030 as many as 552 million people in the world will have diabetes. In an effort to prevent the onset of complications of Diabetes Mellitus on client need for good control of diabetes by maintaining blood sugar levels close to normal or within the normal range. Family support is very important to motivate the patient in performing the treatment or diet. The purpose of this research to determine the relationship of family support with miilitus diabetes patient compliance in maintaining blood sugar levels at the Hospital Dr. A. Dadi Tjokrodipo Bandar Lampung in 2013.
This
type of research is a cross sectional analytic approach. This research is
conducted at the Hospital Dr. A. Dadi Tjokrodipo Bandar Lampung in 2013. The
population in this study were all DM patients at the Hospital Dr. A. Dadi
Tjokrodipo Bandar Lampung, amounting to 90 people and 65 samples were obtained
as a research subject. Means of collecting data in this study using the
questionnaire on family support and adherence maintain blood sugar levels.
Bivariate data analysis using chi square test.
The results obtained in patients with
diabetes mellitus Hospital Dr . A. Dadi Tjokrodipo mostly get good family
support in maintaining blood sugar levels is 40 people (61,5 %) and most
obedient in keeping the blood sugar levels are 46 people (70,8 %). There is a
relationship between family support patient compliance with diabetes mellitus obedience
in keeping blood sugar levels in the Hospital Dr A. Dadi Tjokrodipo Bandar
Lampung in 2013. With P value = 0,001. OR = 8,909.
Keywords
: Family Support, Obedience Patient DM Maintain Blood Sugar
Levels
.
Bibliography : 27 (2003-2013)
Bibliography : 27 (2003-2013)
PENDAHULUAN
Pembangunan kesehatan adalah
bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan
dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya. Untuk mencapai hal tersebut sangat
diperlukan pelayanan kesehatan yang mencukupi baik secara kualitas maupun
kuantitas sebagai rujukan masyarakat (Perry & Potter, 2005).
Diabetes Mellitus merupakan salah
satu penyakit degeneratif kronik yang dalam perjalanannya akan terus meningkat
baik prevalensinya maupun keadaan penyakit mulai dari tingkat awal sampai pada
tingkat lanjut. Pengelolaan diabetes mellitus karena sifatnya tersebut, harus
melibatkan banyak pihak baik dari tenaga kesehatan maupun dari pasien dan
keluarganya serta masyarakat (Setiawati, 2005).
Diabetes melitus sering disebut
sebagai the great imitator, karena penyakit ini dapat mengenai semua
organ tubuh dan menimbulkan berbagai macam keluhan. Gejalanya sangat bervariasi
dan dapat timbul secara berlahan-lahan, sehingga penderita tidak menyadari akan
adanya perubahan seperti minum yang menjadi lebih banyak, buang air kecil atau
pun berat badan yang menurun (Pratiwi, 2007).
Pengelolaan Diabetes Mellitus
terdiri dari empat pilar, yaitu edukasi, perencanaan makan, olahraga dan
intervasi farmakologis (Wibisono, 2004). Terapi gizi merupakan komponen
utama keberhasilan penatalaksanaan diabetes. Kepatuhan pasien terhadap prinsip gizi
dan perencanaan makan merupakan kendala utama pada pasien diabetes. Penderita
diabetes banyak yang merasa tersiksa sehubungan dengan jenis dan jumlah
makanan yang dianjurkan (Waspadji, 2009).
Dalam upaya mencegah timbulnya
komplikasi pada klien Diabetes Mellitus perlu adanya pengendalian
Diabetes yang baik dengan cara menjaga kadar gula darah mendekati normal atau
dalam kisaran normal. Salah satu cara yang dapat digunakan adalah patuh dalam
menjalankan terapi diet (Sarafino, 2000).
Jumlah
penderita DM dari tahun ke tahun cenderung mengalami peningkatan.
Berdasarkan data dari International Diabetes
Federation (IDF), pada tahun 2030 mendatang sebanyak 552 juta di
dunia orang
akan terkena diabetes. Terjadi
peningkatan sekitar 200 juta orang dari jumlah penderita tahun 2011 yang
mencapai 346 juta orang. Data
tahun 2009 lalu, jumlah penyandang
DM
di dunia mencapai 285 juta orang
(Hidayat, 2011)
WHO
memprediksi kenaikan jumlah penyandang DM di Indonesia dari 8,4 juta pada tahun
2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030. International Diabetes
Federation (IDF) pada tahun 2009, memprediksi kenaikan jumlah penyandang DM
di Indonesia dari 7,0 juta pada tahun 2009 menjadi 12,0 juta pada tahun 2030
(PERKENI, 2011).
Secara epidemiologi,
diperkirakan bahwa pada tahun 2030 prevalensi Diabetes Melitus (DM) di
Indonesia mencapai 21,3 juta orang (Diabetes Care, 2004). hasil
Riskesdas 2007 prevalensi nasional DM berdasarkan pemeriksaan gula darah pada
penduduk usia >15 tahun diperkotaan 5,7%. Sedangkan prevalensi TGT
(Toleransi Glukosa Terganggu) pada penduduk usia >15 tahun di perkotaan
adalah 10.2% dan sebanyak 13 provinsi mempunyai prevalensi diatas prevalensi
nasional. Prevalensi pola makan tidak sehat sebesar 93,6%, dan prevalensi
kurang aktifitas fisik pada penduduk >10 tahun sebesar 48,2%. Dari data
tersebut risiko bertambahnya penderita DM kemungkinan besar akan terus
meningkat hal ini di sebabkan pola makan yang tidak teratur menyebabkan
penyembuhan DM akan lama (Kemenkes, 2012).
Dari data dinas kesehatan Kota
Bandar Lampung menyebutkan, (0,1%) 6919 dari jumlah penduduk kota Bandar
lampung menderita Diabetes Militus dengan pengklasifikasian sebanyak 445
penderita tergantung dengan insulin dan 6474 penderita tidak tergantung dengan
insulin (Profil Dinkes Kota Bandar Lampung, 2011).
Berdasarkan data register
pencatatan medik Rumah Sakit Umum Daerah Dr. A. Dadi Tjokrodipo kota Bandar
Lampung, jumlah penderita diabetes militus pada tahun 2012 sebanyak 140 penderita,
dengan asumsi 50 pasien rawat inap dan 90 pasien rawat jalan, tahun 2013
periode Januari-Maret sudah terdapat 90 pasien dengan asumsi 26 pawat inap dan
64 rawat jalan (Register rekam medik, RSUD Dr. A. Dadi Tjokrodipo).
Arsana
(2011) menyebutkan bahwa kontrol glikemik pasien sangat dipengaruhi oleh
kepatuhan pasien terhadap anjuran diet meliputi, jenis dan jumlah makanan yang
dikonsumsi dan ketidakpatuhan merupakan salah satu hambatan untuk tercapainya
tujuan pengobatan dan juga akan mengakibatkan pasien memerlukan pemeriksaan
atau pengobatan yang sebenarnya tidak diperlukan. Hal ini
menjadi salah satu faktor risiko memperberat terjadinya gangguan metabolisme
tubuh sehingga berdampak terhadap keberlangsungan hidup penderita diabetes
mellitus.
Dukungan keluarga sangat
penting untuk memotivasi pasien dalam menjalankan pengobatan ataupun diet.
Diabetes mellitus jika tidak dikelola dengan baik akan dapat mengakibatkan
terjadinya berbagai penyakit menahun, seperti penyakit serebro-vaskuler,
penyakit jantung koroner, penyakit pembuluh darah tungkai, penyakit pada mata,
ginjal dan syaraf. Jika kadar glukosa darah dapat selalu dikendalikan dengan
baik akan menghindari komplikasi akibat Diabetes mellitus. Untuk mencapai
tujuan tersebut diperlukan keikutsertaan para pengelola kesehatan ditingkat
pelayanan kesehatan primer (Waspadji, 2007).
Berdasarkan hasil presurvey
yang peneliti lakukan pada tangal 1 Maret 2013 terhadap 10 terhadap pasien
diabetes mellitus tiga orang (30%) mengatakan tidak patuh untuk mentaati aturan
makan yang dianjurkan dokter, disebabkan karena keluarga selalu member makanan
yang mengandung gula tiggi, dan 7 orang (70%) patuh dalam menjalani program
pengendalian gula darah yang dianjurkan dokter karena keluarga selalu
mengingatkan apa yang disarankan oleh dokter.
Meurut Suiroka (2012) dalam
melakukan diet gula darah pada pasien Diebetes Mellitus sangat dipengaruhi oleh
anggota keluarga untuk selalu mengingatkan pasien dalam keteraturan pola makan,
keteraturan mengntrol gula darah dan melakukan olahraga, karena keluarga
merupakan orang terdekat pada pasien.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan cross sectional.
Sampel yang dalam
penelitian ini berjumlah 65 pasien yang menjadi responden
penelitian terdiri dari 25 pasien rawat inap dan 40 pasien rawat jalan.
Jenis data yang
digunakan adalah data primer melalui kuesioner yang dilakukan
uji validitas dan reliabilitas dan wawancara. Data sekunder di
RSUD Dr.
A. Dadi Tjokrodipo Bandar Lampung.
Uji
statistik yang dilakukan menggunakan
rumus Chi square dengan bantuan program komputer
dengan tingkat kesalahan 5% atau batas kemaknaan 0,05.
HASIL
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
a.
Dukungan Keluarga Pasien Diabetes Mellitus.
Tabel.1
Distribusi
Frekuensi Dukungan Keluarga Pasien Diabetes Mellitus di Rumah Sakit Dr. A.
Dadi Tjokrodipo Bandar Lampung Tahun 2013
Dukungan Keluarga
|
Jumlah
|
Persentase (%)
|
Kurang Baik
|
25
|
38,5
|
Baik
|
40
|
61,5
|
Jumlah
|
65
|
100,0
|
Berdasarkan tabel distribusi
frekuensi Dukungan Keluarga pasien
Diabetes Mellitus di Rumah Sakit Dr. A. Dadi Tjokrodipo Bandar Lampung tahun
2013,
dapat
diketahui sebesar 25 pasien Diabetes Mellitus (38,5%) memiliki dukungan
keluarga yang kurang baik dan sebesar 40 pasien Diabetes Mellitus (61,5%)
memiliki dukungan keluarga baik.
b. Kepatuhan Pasien
Diabetes Mellitus dalam Menjaga Kadar Gula Darah.
Tabel. 2
Distribusi Frekuensi Kepatuhan Pasien
Diabetes Mellitus dalam Menjaga Kadar Gula Darah di Rumah Sakit Dr. A. Dadi Tjokrodipo
Bandar Lampung tahun 2013
Kepatuhan
|
Jumlah
|
Persentase (%)
|
Tidak Patuh
|
19
|
29,8
|
Patuh
|
46
|
70,8
|
Jumlah
|
65
|
100,0
|
Berdasarkan tabel 4.2 distribusi frekuensi kepatuhan
pasien diabetes mellitus dalam menjaga kadar gula darah di Rumah Sakit Dr. A.
Dadi Tjokrodipo Bandar Lampung tahun 2013, dapat diketahui
sebesar
19 pasien Diabetes Mellitus (29,8%) tidak patuh
dalam menaga kadar gula darah dan sebesar 46 pasien
Diabetes Mellitus
(70,8%) patuh dalam
menaga kadar gula darah.
Hubungan Dukungan
Keluarga dengan Kepatuhan Pasien Diabetes Mellitus dalam
Menjaga Kadar Gula Darah
Dukungan Keluarga
|
Kepatuhan
|
Jumlah
|
P
Value
|
OR Ci 95%
|
||||
Tidak Patuh
|
Patuh
|
|||||||
N
|
%
|
N
|
%
|
N
|
%
|
|||
Kurang Baik
|
14
|
56,0
|
11
|
44,0
|
25
|
100
|
0,001
|
8,909
(2,616-30,341)
|
Baik
|
5
|
12,5
|
35
|
87,5
|
40
|
100
|
||
Jumlah
|
19
|
29,2
|
46
|
70,8
|
65
|
100
|
Berdasarkan tabel tentang hubungan antara dukungan
keluarga dengan kepatuhan
pasien diabetes mellitus dalam menjaga kadar gula darah di Rumah Sakit Dr. A.
Dadi Tjokrodipo Bandar Lampung tahun 2013, dapat diketahui bahwa 56% pasien DM
yang memiliki dukungan keluarga kurang baik tidak patuh dalam menaga kadar gula
darah, sedangkan 12,5% pasien DM yang memiliki dukungan keluarga baik tidak
patuh dalam menjaga kadar gula darah. Hasil uji statistik chi square
didapat nilai p value = 0,001 (0,001 < 0,05), maka dapat
disimpulkan ada hubungan
antara dukungan
keluarga dengan kepatuhan
pasien diabetes mellitus dalam menjaga kadar gula darah di Rumah Sakit Dr. A.
Dadi Tjokrodipo Bandar Lampung tahun 2013. OR didapat 8,909 artinya pasien DM
dengan dukungan keluarga kurang baik memiliki risiko tidak patuh menjaga kadar
gula darah sebesar 8,909 kali dibandingkan dengan pasien DM yang memiliki
dukungan keluarga baik.
Pembahasan
1. Dukungan
Keluarga
Berdasarkan
tabel 4.1 distribusi
frekuensi Dukungan Keluarga pasien Diabetes Mellitus di Rumah Sakit Dr. A.
Dadi Tjokrodipo Bandar Lampung tahun 2013, dapat diketahui sebesar 25 pasien
Diabetes Mellitus (38,5%) memiliki dukungan keluarga yang kurang baik dan
sebesar 40 pasien Diabetes Mellitus (61,5%) memiliki dukungan keluarga baik. Dapat
disimpulkan lebih banyak pasien yang memiliki dukungan keluarga dalam katagori
mendukung .
Hasil
ini sejalan dengan Rina di wilayah kerja Puskesmas Campang Raya Bandar lampung
tahun yang 2009 yang menyatakan peran perawatan keluarga terhadap penderita
stroke didapat bahwa responden dengan peran perawatan keluarga kategori baik
sebesar 24 orang (54,5%) dan peran perawatan keluarga kategori kurang sabar 20
orang (45,5%).
Dari
hasil penelitian diatas menurut peneliti tingginya proporsi dukungan keluarga
terhadap penderita DM di Rumah Sakit Dr. A. Dadi Tjokrodipo Bandar Lampung
tahun 2013 dalam kategori baik kemungkinan disebabkan karena pengetahuan
anggota keluarga dalam merawat Penderita DM sudah cukup baik, hasil kuesioner
sebagian besar keluarga memenuhi kebutuhan pasien sehari-hari, memberi pujian
pada pasien bila mentaati aturan makan, tetap menerima pasien sebagai keluarga
meski dalam kondisi sakit, mendampinggi pasien dalam berobat dan menyediakan
makanan sesuai dengan yang dianjurkan oleh dokter. Berdasarkan hasil wawancara
didapat anggota keluarga mengatakan mereka di beri pengetahuan cara merawat
dan memenuhi kebutuhan pasien sehari-hari oleh petugas kesehatan dalam hal ini
perawat dan dokter yang menagulangi pasien DM di di Rumah Sakit Dr. A. Dadi
Tjokrodipo Bandar Lampung . Dukungan keluarga untuk pasien DM diantaranya
memperhatikan aturan pola makan dan olahraga pasien DM, serta memberikan
informasi kepada pasien DM cara menjaga kadar gula darah.
Hasil
diatas juga menunjukan masih adanya keluarga pasien yang memiliki dukungan yang
rendah terhadap kepatuhan menjaga kadar gula darah. Pasien hasil kuesioner
masih ada keluarga yang tidak melarang saat pasien mengkonsumsi makanan
mengandung gula tinggi, tidak mengawasi jenis makanan yang dikonsumsi oleh
pasien tidak memberikan informasi hasil pemeriksaan pasien yang didapat dari
dokter, dan kurangnya partisipasi keluarga dalam membantu pembiayaan pengobatan
pasien. Menurut peneliti hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yang
menyebabkan keluarga kurang mendukung dalam menjaga kadar gula darah seperti
rendahnya pengetahuan keluarga dan sibuknya pekerjaan keluarga diluar rumah.
Hasil wawancara bebas terhadap keluarga pasien yang memiliki dukungan keluarga
katagori rendah mengatakan mereka kurang memahami cara untuk perawatan
penderita DM dikarenakan sibuk bekerja diluar rumah sehingga kurang mendapatan
informasi mengenai perawatan penderita DM.
Dukungan
keluarga sangat penting untuk memotivasi pasien dalam menjalankan pengobatan
ataupun diet. Diabetes mellitus jika tidak dikelola dengan baik akan dapat
mengakibatkan terjadinya berbagai penyakit menahun, seperti penyakit
serebro-vaskuler, penyakit jantung koroner, penyakit pembuluh darah tungkai,
penyakit pada mata, ginjal dan syaraf. Jika kadar glukosa darah dapat selalu
dikendalikan dengan baik, diharapkan semua penyakit menahun tersebut dapat
dicegah, paling sedikit dihambat. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan
keikutsertaan para pengelola kesehatan ditingkat pelayanan kesehatan primer
(Waspadji, 2005).
Begitu
pentingnya peran keluarga dalam memberikan dukungan keluarga kepada penderita
DM dalam pengendalian kadar gula darah, peran petugas kesehatan sangat
signifikan untuk bekerja sama dengan anggota keluarga dengan memberikan
informasi secara terperinci melalui penyuluhan maupun bimbingan konseling
tentang hal-hal yang harus dilakukan anggota keluarga dalam memberikan dukungan
kepada penderita DM seperti memberikan dukungan keluarga dalam bentuk dukungan
emosional, dukungan fisik, dukungan informasional dan dukungan penghargaan/
komunikasi agar penderita DM lebih mentaati diit yang sedang dijalankannya.
2. Kepatuhan Pasien
dalam Menjaga Kadar Gula Darah
Berdasarkan
tabel 4.2 distribusi
frekuensi kepatuhan pasien diabetes mellitus dalam menjaga kadar gula darah di
Rumah Sakit Dr. A. Dadi Tjokrodipo Bandar Lampung tahun 2013, dapat
diketahui sebesar
19 pasien Diabetes Mellitus (29,8%) tidak patuh
dalam menaga kadar gula darah dan sebesar 46 pasien
Diabetes Mellitus
(70,8%) patuh dalam
menaga kadar gula darah. Dapat disimpulkan lebih banyak pasien DM yang
mematuhi pengendalian kadar gula darah.
Hasil
penellitian ini sejalan dengan Penelitian Setyani (2007) menggambarkan tingkat
ketaatan diet bagi pasien diabetes mellitus. Hasil penelitiannya menunjukkan
Sebanyak 57% pasien yang patuh menjalankan diet diabetes mellitus. 43% pasien
tidak patuh menjalankan diet yang dianjurkan. Pasien yang patuh akan mempunyai
kontrol glikemik yang lebih baik, dengan kontrol glikemik yang baik dan terus
menerus akan dapat mencegah komplikasi akut dan mengurangi resiko komplikasi
jangka panjang.
Kepatuhan yaitu
tingkat/derajat dimana penderita DM mampu melaksanakan cara pengobatan dan
perilaku yang disarankan oleh dokter atau tim kesehatan lainnya (Suwiroka,
2012).
Dari hasil
penelitian diatas menurut peneliti tingginya proporsi penderita DM yang
mematuhi diit pegendalian gula darah disebabkan karena penderita diabetes
mendapatkan informasi tentang cara menagendalikan kadar gula darah dari
keluarga dan petugas kesehatan di Rumah Sakit Dr. A. Dadi Tjokrodipo Bandar
Lampung tahun 2013. Berdasarkan hasil wawancara terhadap pasien yang menjawab
skor tinggi dalam kepatuhan menjaga kadar gula darah mengatakan mereka
mendapatkan dukungan yang baik dari pihak keluarga dan petugas kesehatan
setempat, “saya selalu diingatkan untuk mengkonsumsi obat yang di berikan
sesuai dengan sesep dokter, tidak boleh mengkonsumsi makanan dan minuman yang
mengandung kadar gula tinggi dan keluarga mengganti makanan dan minuman yang
rendah gula serta menganjurkan saya untuk rajin berolahraga”.
Dari hasil
diatas terdapat juga sebanyak 23 orang (28,8%) pasien yang
tidak patuh untuk mengendalikan kadar gula darah. Menurut peneliti hal ini
disebabkan karena rendanya dukungan keluarga pasien sehingga mempengaruhi
motivasi pasien dalam pengendalian kadar gula darah. Berdasarkan hasil
wawancara terhadap pasien yang tidak mematuhi pengendalian kadar gula darah
mengatakan mengatakan sebenarnya mengetahui apa saja yang harus dilakukan untuk
pengendalian kadar gula darah seperti tidak boleh mengknsumsi makanan yang
tinggi gula akan tetapi mereka tidak nyaman dengan rasa makanan yang disiapkan
atau di sarankan oleh petugas kesehatan yang sehingga megkonsumsi makanan yang
di sediakan oleh keluarga, yang sebebnarnya mengandung gula tinggi.
Kemampuan
penderita DM untuk mengontrol kehidupannya dapat mempengaruhi tingkat
kepatuhan. Seseorang yang berorientasi pada kesehatan cenderung mengadopsi
semua kebiasaan yang dapat meningkatkan kesehatan dan menerima peraturan yang
akan memulihkan kesehatannya. Orang yang melihat penyakit sebagai kelemahan
akan menyangkal penyakit atau hadirnya penyakit itu (Almatsier, 2007).
Oleh karena itu
diharapkan pada anggota keluarga untuk memberikan makanan ynang tidak
mengandung kadar gula tinggi untuk menjaga kadar gula darah pada pasien DM.
Hubungan Dukungan
Keluarga dengan Kepatuhan Pasien DM Dalam Menjaga Kadar Gula Darah.
Hasil uji
statistik chi square didapat nilai p value = 0,001 (0,001 <
0,05), maka dapat disimpulkan ada hubungan antara dukungan
keluarga dengan kepatuhan
pasien diabetes mellitus dalam menjaga kadar gula darah di Rumah Sakit Dr. A.
Dadi Tjokrodipo Bandar Lampung tahun 2013. OR didapat 8,909 artinya pasien DM
dengan dukungan keluarga kurang baik memiliki risiko tidak patuh menjaga kadar
gula darah sebesar 9,909 kali dibandingkan dengan pasien DM yang memiliki dukungan
keluarga baik.
Menurut
Sarafino (2000) dalam Reta Budi (2007) mengatakan bahwa kebutuhan, kemampuan,
dan sumber dukungan mengalami perubahan sepanjang kehidupan seseorang. Keluarga
merupakan lingkungan pertama yang dikenal oleh individu dalam proses
sosialisasinya. Dukungan keluarga merupakan bantuan yang dapat diberikan kepada
keluarga lain berupa barang, jasa, informasi dan nasehat, yang membuat penerima
dukungan akan merasa disayang, dihargai, dan tentram.
Berdasarkan
teori diatas menurut peneliti adanya hubungan yang signifikan antara dukungan
keluarga dengan kepatuhan
pasien diabetes mellitus dalam menjaga kadar gula darah di Rumah Sakit Dr. A.
Dadi Tjokrodipo Bandar Lampung tahun 2013, kemungkinan disebabkan karena sebagian besar pasien DM
medapatkan dukungan keluarga yang baik seperti informasi tentang pengendalian
kadar gula darah yang benar, memenuhi kebutuhan pasien sehari-hari, tetap
menerima pasien sebagai keluarga meski dalam kondisi sakit, mendampinggi pasien
untuk berobat dan menyediakan makanan sesuai dengan yang dianjurkan dokter.
Adanya pasien
dengan dukungan keluarga dalam katagori baik akan tetapi tidak patuh dalam
menjaga
kadar gula darah menurut peneliti hal ini disebabkan karena pasien merasa
diperlakukan tidak seperti biasanya, dalam kegiatan sehari-hari dan juga dalm
pola makan.
Suiroka
(2012)
menyebutkan bahwa dalam rangka pengendalian kadar glukosa darah 86,2% penderita
DM mematuhi pola diet diabetes mellitus yang diajurkan, namun secara faktual
jumlah penderita diabetes mellitus yang disiplin menerapkan program diet hanya
berkisar 23,9%. Hal ini menjadi salah satu faktor risiko memperberat terjadinya
gangguan metabolisme tubuh sehingga berdampak terhadap keberlang-sungan hidup
penderita diabetes mellitus.
Pengelolaan Diabetes Mellitus terdiri dari empat pilar, yaitu edukasi, perencanaan
makan, olahraga dan intervasi farmakologis (Wibisono, 2004). Terapi gizi
merupakan komponen utama keberhasilan penatalak-sanaan diabetes. Kepatuhan
pasien terhadap prinsip gizi dan perencanaan makan merupakan salah satu kendala
pada pasien diabetes. Penderita diabetes banyak yang merasa tersiksa
sehubungan dengan jenis dan jumlah makanan yang dianjurkan (Waspadji, 2009).
Berdasarkan hasil wawancara
peneliti terhadap pasien yang tidak patuh menjaga kadar gula
darah sebagian besar mengatakan tidak terbiasa dengan makanan yang harus
dikonsumsi oleh penderita DM dan jadwal pola makan yang harus diatur serta
tidak terbiasa untuk melakukan aktivitas fisik.
KESIMPULAN
DAN SARAN
Kesimpulan
1. Pasien diabetes
mellitus di Rumah
Sakit Dr. A. Dadi Tjokrodipo Bandar Lampung tahun 2013, sebagian besar
mendapatkan dukungan keluarga yang baik dalam menjaga kadar gula darah yaitu 40
orang (61,5%).
2. Pasien diabetes
mellitus
di Rumah Sakit Dr. A. Dadi Tjokrodipo Bandar Lampung tahun 2013, sebagian
besar patuh dalam menjaga kadar gula darah yaitu 46 orang (70,8%).
3. Terdapat
hubungan antara dukungan
keluarga dengan kepatuhan
pasien diabetes mellitus dalam menjaga kadar gula darah di Rumah Sakit Dr. A.
Dadi Tjokrodipo Bandar Lampung tahun 2013 dengan P value = 0,001.
Saran
1.
Bagi
perawat Rumah
Sakit
Dr.
A. Dadi Tjokrodipo Bandar Lampung Lebih meningkatkan kualitas pelayanan
kepada penderita DM khususnya dalam pelaksanaan keperawatan gerontik
2.
Bagi
keluarga pasien penderita DM untuk dapat mendukung pasien dalam mengendalikan
kadar gula darah secara rutin, yang bertujuan untuk menormalkan kembali kadar
gula pada pasien dan mengupayakan pasien agar tidak sakit lagi
3.
Diharapkan
dapat menindaklanjuti dari hasil penelitian ini dengan mencari factor-faktor
yang melatarbelakangi pasien DM dalam kecenderungan kepatuhan menjaga kadar
gula darah pada pasien diabetes mellitus.
DAFTAR PUSTAKA
Adnyana,
2003. Epidemiologi, Program Penanggulangan dan Isu Mutakhir Diabetes
Mellitus. Makasar: Jurusan Epidemiologi, Fakultas Kesehatan Masyarakat,
UnHas.
Arisman,
2007. Gizi dalam daur Kehidupan. Jakarta : Gramedia Pustaka
Alamatsier,
Sunita, 2007. Penuntun Diet. Jakarta: Gramedia Pustaka
Badawi,
2009.
Belajar dan Faktor – Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka
Cipta.
Boedisantoso,
A. dan Imam, S. 2005. Komplikasi Akut Diabetes Mellitus. Jakarta :
Rajawali.
Budi,
Reta Hubungan antara dukungan keluarga dengan kecemasan ibu hamil menghadapi
Kelahiran anak pertama pada masa triwulan ketiga di yogyakarta tahun 2007. www.scribd.com Diakses
tanggal 1 Maret 2013
Hans.
2008. Jumlah Penderita DM di Indonesia Meningkat. Diakses pada 1 Maret
2013
Hardinsyah,
DKK. 2004. Analisis Kebutuhan Konsumsi Pangan. Bogor : Pusat Studi
Kebijakan Pangan dan Gizi Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat
Institut Pertanian Bogor.
Herlina,
Novi, 2011. Hubungan antara pribadi optimis dengan kepatuhan menjalankan
terapi pada penderita diabetes melitus tipe 2 di Puskesmas Pucang Sewu Surabaya
.Dalam alumni.unair.ac.id/kumpulanfile/. Diakses tanggal 10 Juni 2013
Kariadi,
S. 2009. Diabetes? Siapa Takut!! Panduan Lengkap untuk Diabetes, Keluarganya
dan Professional Medis. Bandung : Qanita.
Karyadi,
E. 2002. Kiat Mengatasi Diabetes, Hiperkolesterolemia, Stroke. Jakarta :
Intisari.
Khomsan,
A. dkk. 2006. Pengantar Pangan dan Gizi. Jakarta : Penebar Swadaya.
Maulana,
dkk. 2009. Ilmu Keperawatan Komunitas 2. Sagung Seto. Jakarta
Muchid,
A. dkk. 2005. Pharmautical Care untuk Penyakit Diabetes Mellitus.
Jakarta : Departemen Kesehatan RI.
Notoatmojo,
S. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rieneka Cipta.
Notoatmojo,
S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rieneka Cipta.
Potter,
P.A, Perry, A.G 2005 .Buku Ajar Fundamental Keperawatan :Konsep, Proses,ndan
Praktik.Edisi 4:Renataomalasari,dkk. Jakarta: EGC.
Sarafino,
E. P. 2000 dalam Reta Budi, 2007 Health Psychology 2nd
edition. New
York. John Willey & Sons. Inc
Setyo Adika , 2011. Persepsi dan Kepatuhan Pengelolaan
Diabetes Mellitus Type 2 Pada Pasien Rawat Jalan Di Puskesmas Purwoyoso . Dalam http://eprints.undip.ac.id/29236/. Diakses
tanggal 10 Juni 2013.
Setyani, Endang,
2006. Hubungan pengetahuan dan sikap tentang Diabetes Mellitus dengan
kepatuhan dalam melaksanakan diet pada pasien Diabetes Mellitus di BRSD RAA
Soewondo Kabupaten Pati. Dalam digilib.unimus.ac.id/download.php.
diakses tanggal 10 Juni 2013
Setiawati,.
2005. Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Terpadu. Jakarta : FKUI.
Soegondo,
2009, Penatalaksanaan Diabetes Militus Terpadu, cetakan 4. Jakarta:
FKUI.
Suiroka.
IP. 2012. Penyakit Degeneratif (Mengenal, Mencegah dan Mengurangi 9 Penyakit
Degeneratif). Yoyakarta : Nuha Medika.
Syahbudin,
S. 2004. Diabetes Melitus dan Pengelolaannya. Cetakan 2. Jakarta : FKUI.
Waspadji,
S. 2007. Diabetes Mellitus : Mekanisme Dasar dan Pengelolaannya yang
Rasional. Dalam Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Terpadu. Jakarta: FKUI.
WHO,
2007 dalam Basuki, E. 2008. Penyuluhan Diabetes Mellitus. Dalam Penatalaksanaan
Diabetes Mellitus Terpadu. Jakarta: FKUI.
0 komentar:
Posting Komentar