Home » » RETNO SUSANTO | HUBUNGAN MEDIA INFORMASI DENGAN PERILAKU SEKS BEBAS PADA REMAJA DI SMAN 1 SUKOHARJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN 2013

RETNO SUSANTO | HUBUNGAN MEDIA INFORMASI DENGAN PERILAKU SEKS BEBAS PADA REMAJA DI SMAN 1 SUKOHARJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN 2013

STIKes AISYAH PRINGSEWU LAMPUNG
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Skripsi, Agustus 2013
RETNO SUSANTO

HUBUNGAN MEDIA INFORMASI DENGAN PERILAKU SEKS BEBAS PADA REMAJA DI SMA N 1 SUKOHARJO
KABUPATEN PRINGSEWU
TAHUN 2013

xiv + 43 halaman + 4 tabel + 2 gambar + 8 lampiran

ABSTRAK
      Remaja mempunyai kebutuhan akan kesehatan seksual, dimana pemenuhan kebutuhan kesehatan seksual tersebut sangat bervariasi mulai dari perasaan tertarik sampai tingkah laku berkencan, berciuman atau bersenggama (Kusmiran, 2011). Dari hasil survei Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN, 2009) menunjukkan bahwa lebih dari 60% remaja di Indonesia telah melakukan hubungan seks pranikah. Salah satu penyebabnya, kurangnya pendidikan seks kepada anak dan remaja (Aby, 2010). Tujuan dalam penelitian ini adalah diketahui hubungan media informasi dengan perilaku seks bebas pada remaja di SMA N 1 Sukoharjo Kabupaten Pringsewu Tahun 2013.
      Jenis penelitan ini menggunakan metode analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitin ini dilakukan di SMA N 1 Sukoharjo Kabupaten Pringsewu Tahun 2013. Subjek dalam penelitian ini adalah remaja di SMA N 1 Sukoharjo Kabupaten Pringsewu Tahun 2013 yang berjumlah 169 orang siswa-siswi yang kemudian diambil jumlah siswa peruangan kelas dan kemudian diambil sampel dengan cara acak sebesar 67 orang. Alat pengumpul data dalam penelitian ini menggunakan lembar angket tentang media informasi dan perilaku seks bebas pada remaja. Analisa data bivariat menggunakan uji chi square.
      Hasil penelitian diperoleh media informasi dengan perilaku seks bebas pada remaja di SMA N 1 Sukoharjo Kabupaten Pringsewu Tahun 2013, dapat diketahui bahwa  44 remaja (65,7%) yang terpapar media informasi berperilaku seks kurang baik, sedangkan 6 remaja (15,8%) yang tidak terpapar media informasi berperilaku seks kurang baik. Hasil uji statistik chi square didapat nilai p value = 0,001  (0,001 < 0,05), OR didapat 7,556.

Kata Kunci    : Media Informasi, Perilaku Seks Bebas pada Remaja
Kepustakaan  : 19 (2005-2012)



STIKES AISYAH PRINGSEWU LAMPUNG
SCIENCE STUDY NURSING PROGRAM

Research, August 2013
RETNO SUSANTO

RELATIONS OF INFORMATION MEDIA WITH FREE SEX IN ADOLESCENT BEHAVIOR IN SMA N 1 SUKOHARJO
PRINGSEWU AT 2013

xiv + 43 pages+ 4 tables + 2 images + 8 attachments

ABSTRACT

      Adolescents have a need for sexual health, sexual health needs which are highly variable ranging from feeling attracted to the behavior of dating, kissing or intercourse ( Kusmiran , 2011). From the results of the survey of National Family Planning Coordinating Board (BKKBN, 2009) showed that more than 60 % of adolescents in Indonesia have premarital sex. One of the reasons, the lack of sex education to children and adolescents (Aby, 2010). The purpose of this research is a known relationship to the information media on adolescent sexual behavior in SMA N 1 Sukoharjo Pringsewu District at 2013 .
This type of research uses analytic methods with cross sectional approach. This research is conducted in SMA N 1 Sukoharjo Pringsewu District at 2013 . Subjects in this study were young at SMA N 1 Sukoharjo Pringsewu District at 2013, amounting to 169 men students were then taken monetary affairs enrollment class and then taken by a random sample of 67 people . Means of collecting data in this study using questionnaires about media information sheet and sex behavior in adolescents . Bivariate data analysis using chi square test .
Results were obtained with the information media sex behavior in adolescents in SMA N 1 Sukoharjo District Pringsewu In 2013, it is known that 44 adolescents (65.7%) were exposed to sexual information media behaved poorly, while the 6 adolescents (15.8%) are not exposed to sexual information media behaved poorly. The results of chi-square statistical test obtained p value = 0.001 (0.001 <0.05), OR 7.556 obtained.

Keywords : Media Information, Free Sex Behavior in Adolescents
Bibliography : 19 (2005-2012)



PENDAHULUAN

Remaja merupakan suatu masa kehidupan individu dimana terjadi eksplorasi psikologis untuk menemukan identitas diri. Remaja mempunyai sifat yang unik, salah satunya adalah sifat ingin meniru sesuatu hal yang dilihat, kepada keadaan, serta lingkungan di sekitarnya. Di samping itu, remaja mempunyai kebutuhan akan kesehatan seksual, dimana pemenuhan kebutuhan kesehatan seksual tersebut sangat bervariasi mulai dari perasaan tertarik sampai tingkah laku berkencan, berciuman atau bersenggama (Kusmiran, 2011).    
Berdasarkan penelitian dari Australian National University (ANU) dan Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia (UI) tahun 2010/2011 di Jakarta, Tangerang dan Bekasi (Jatabek), dengan jumlah sampel 3006 responden (usia 17-24 tahun), menunjukkan 20,9% remaja mengalami kehamilan dan kelahiran sebelum menikah. Sebanyak 38,7% remaja mengalami kehamilan sebelum menikah dan kelahiran setelah menikah dan dari hasil survei Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN, 2009) menunjukkan bahwa lebih dari 60% remaja di Indonesia telah melakukan hubungan seks pranikah. Salah satu penyebabnya, kurangnya pendidikan seks kepada anak dan remaja (Aby, 2010).
Hasil survei Pusat Penelitian Kesehatan (Puslitkes) Universitas Indonesia bekerja sama dengan Sentra Kawula Muda (Skala) PKBI Lampung dan World Population Foundation (WPF) Indonesia diketahui bahwa dari 634 responden remaja di Bandar lampung, sebanyak 13,1%  pernah melakukan petting, 6,5% pernah berhubungan seks melalui oral, 4,6%  pernah melakukan seks  vaginal, 3,5% pernah masturbasi bersama dan 1,1% pernah berhubungan seks anal (Kancee, 2010).
Tindakan remaja yang sering kali tanpa kendali menyebabkan bertambah panjangnya problem sosial yang dialaminya, menurut WHO di seluruh dunia setiap tahun diperkirakan sekitar 40-60 juta ibu yang tidak menginginkan kehamilan melakukan aborsi. Setiap tahun diperkirakan 500.000 ibu mengalami kematian oleh kehamilan dan persalinan. Sekitar 30-50% diantaranya meninggal akibat komplikasi abortus yang tidak aman dan 90% terjadi di negara berkembang termasuk Indonesia (BKKBN, 2009).
Adapun dampak seks bebas terhadap kesehatan fisik dan psikologis remaja salah satunya adalah pengetahuan remaja mengenai dampak seks bebas yang masih sangat rendah. Adapun  paling menonjol dari kegiatan seks bebas ini adalah meningkatnya angka kehamilan yang tidak diinginkan. Lebih dari 200 wanita mati setiap hari disebabkan komplikasi pengguguran (aborsi) bayi secara tidak aman. Secara fisik tindakan aborsi ini memberikan dampak jangka pendek secara langsung seperti perdarahan, infeksi pasca aborsi, sepsis sampai kematian. Sedangkan dampak jangka panjang berupa mengganggu kesuburan sampai terjadinya infertilitas. Secara psikologis seks pra nikah memberikan dampak seperti hilangnya harga diri, perasaan yang dihantui dosa, perasaan takut hamil, lemahnya ikatan kedua belah pihak yang menyebabkan kegagalan setelah menikah, serta penghinaan terhadap masyarakat ( Migwar, 2011).
Beberapa penelitian menunjukkan, remaja putra maupun putri pernah berhubungan seksual. Ada 2,3 juta kasus aborsi di Indonesia dan 20% dilakukan oleh remaja (BKKBN, 2009). Hasil survei yang dilakukan di 4 kota (Jakarta, Bandung, Surabaya dan Lampung) terhadap 450 responden yang berusia 15-24 tahun terpapar data sebanyak 65% responden mendapat informasi tentang seks dari teman dan 35% selebihnya menyatakan mendapat informasi dari hasil nonton film (Deidy, 2009).
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seksual remaja antara lain, perubahan biologis yang terjadi pada masa pubertas. Serta  kurangnya pengaruh orang tua melalui komunikasi antara orang tua dan remaja. Adapun faktor-faktor lain seperti teman sebaya, sikap, lingkungan, agama, media informasi, tingkat pendidikan dan tingkat pengetahuan ( Kusmiran, 2011).
Hasil prasurvei di SMAN 1 Sukoharjo Pringsewu pada periode Juni 2013, berdasarkan wawancara terhadap sepuluh siswa didapatkan enam siswa (60%) yang pernah menyimpan video porno di dalam telepon genggamnya, dua siswa (20%) membawa majalah dewasa dan hanya dua siswa (20%) yang tidak menyimpan video porno dan membawa majalah dewasa. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Hubungan Media Informasi Dengan Perilaku Seks Bebas Pada Remaja Di SMA N 1 Sukoharjo Kabupaten Pringsewu Tahun 2013”.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitan ini menggunakan metode analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitin ini dilakukan di SMA N 1 Sukoharjo Kabupaten Pringsewu Tahun 2013. Subjek dalam penelitian ini adalah remaja di SMA N 1 Sukoharjo Kabupaten Pringsewu Tahun 2013 yang berjumlah 169 orang siswa-siswi yang kemudian diambil jumlah siswa peruangan kelas dan kemudian diambil sampel dengan cara acak sebesar 67 orang.
Alat pengumpul data dalam penelitian ini menggunakan lembar angket tentang media informasi dan perilaku seks bebas pada remaja.
Uji statistik yang digunakan untuk membuktikan hipotesis adalah chi-squere dengan α : 0,05.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

1.      Distribusi Frekuensi Media Informasi
      Berdasarkan tabel distribusi frekuensi keterpaparan terhadap media informasi pada remaja di SMA N 1 Sukoharjo Kabupaten Pringsewu Tahun 2013, dapat diketahui sebesar 44 remaja (65,7%) terpapar media informasi dan sebesar 23 remaja (34,3%) tidak terpapar media informasi.

2.      Distribusi Frekuensi Perilaku Seks Bebas
      Berdasarkan tabel distribusi frekuensi perilaku seks bebas pada remaja di SMAN 1 Sukoharjo Kabupaten Pringsewu Tahun 2013, dapat diketahui sebesar 38 remaja (56,7%) berperilaku seks kurang baik dan sebesar 29 remaja (43,3%) berperilaku seks baik.

3.      Hubungan Media Informasi dengan Perilaku Seks Bebas
Tabel. 1
Hubungan Media Informasi Dengan Perilaku Seks Bebas Pada Remaja Di SMA N 1 Sukoharjo Kabupaten Pringsewu Tahun 2013
Media Informasi
Perilaku Seks Bebas
Jumlah
P Value
OR Ci 95%
Kurang Baik
Baik
N
%
N
%
N
%
Terpapar
32
84,2
12
41,4
44
65,7
0,001
7,556
(2,409-23,695)
Tidak Terpapar
6
15,8
17
58,6
23
34,3
Jumlah
38
100
29
100
67
100

Berdasarkan tabel diatas tentang hubungan media informasi dengan perilaku seks bebas pada remaja di SMA N 1 Sukoharjo Kabupaten Pringsewu Tahun 2013, dapat diketahui bahwa  44 remaja (65,7%) yang terpapar media informasi berperilaku seks kurang baik, sedangkan 6 remaja (15,8%) yang tidak terpapar media informasi berperilaku seks kurang baik. Hasil uji statistik chi square didapat nilai p value = 0,001  (0,001 < 0,05),  maka dapat disimpulkan ada hubungan media informasi dengan perilaku seks bebas pada remaja di SMA N 1 Sukoharjo Kabupaten Pringsewu Tahun 2013. Odds Ratio didapat 7,556 artinya remaja yang terpapar media informasi beresiko berperilaku seks kurang baik lebih besar 7,556 kali dibandingkan dengan remaja yang tidak terpapar media informasi.

Pembahasan

Hasil  penelitian tentang hubungan media informasi dengan perilaku seks bebas pada remaja di SMA N 1 Sukoharjo Kabupaten Pringsewu Tahun 2013, dapat diketahui hasil uji statistik chi square didapat nilai p value = 0,001 ( 0,001 < 0,05),  maka dapat disimpulkan ada hubungan media informasi dengan perilaku seks bebas pada remaja di SMA N 1 Sukoharjo Kabupaten Pringsewu Tahun 2013. Odds Ratio didapat 7,556 artinya remaja yang terpapar media informasi beresiko melakukan perilaku seks bebas sebesar 7,556 kali dibandingkan dengan remaja yang tidak terpapar media informasi.
Pengaruh keterpaparan media informasi tentang informasi sesuai dengan teori yang ada yaitu yang menyatakan kemajuan teknologi yang sebenarnya diharapkan dapat memberikan kemudahan dalam berkomunikasi, sekarang sudah banyak bertambah fungsinya, antara lain dapat untuk akses kemedia pornografi. Banyak anak-anak dan remaja di sekolah-sekolah menggunakan HP dan sel phone mengakses gambar atau tayangan singkat yang porno dan merusak mental para remaja. Padahal dengan terangsangnya oleh tayangan porno itu remaja yang akhirnya mencari pelampiasan dengan melakukan onani atau melakukan hubungan seks diluar nikah dengan temannya. Remaja yang masih kurang mampu melakukan kontrol diri akan melakukan pemuasan seks ini dengan sepuas-puasnya. Tidak disadari bahwa dengan melakukan perbuatan ini secara berlebihan akan melemahkan fisik dan syarafnya. Sebagai akibat dari onani yang berlebihan atau melakukan hubungan seks yang tidak terkendali itu remaja akan mengalami kelelahan dan kelemahan fisiknya (Lukitaningsih, 2006).
Remaja merupakan suatu masa kehidupan individu dimana terjadi eksplorasi psikologis untuk menemukan identitas diri. Remaja mempunyai sifat yang unik, salah satunya adalah sifat ingin meniru sesuatu hal yang dilihat, kepada keadaan, serta lingkungan di sekitarnya. Disamping itu, remaja mempunyai kebutuhan akan kesehatan seksual, dimana pemenuhan kebutuhan kesehatan seksual tersebut sangat bervariasi mulai dari perasaan tertarik sampai tingkah laku berkencan, berciuman atau bersenggama (Kusmiran, 2011).    
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seksual remaja antara lain, perubahan biologis yang terjadi pada masa pubertas serta  kurangnya pengaruh orang tua melalui komunikasi antara orang tua dan remaja. Adapun faktor-faktor lain seperti teman sebaya, sikap, lingkungan, agama, media informasi, tingkat pendidikan dan tingkat pengetahuan (Kusmiran, 2011).
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Dessy Solehyanti (2008) tentang “analisis faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku seksual remaja SMK Negeri 8 Semarang tahun 2008”. Berdasarkan hasil uji bivariat, menunjukkan bahwa dari enam variabel yang diteliti, faktor pengetahuan kesehatan reproduksi (p = 0,002; cc = 0,359); sikap remaja (p= 1,000; cc = 0,000); pendapatan orang tua (p = 0,206; cc = 0,182); komunikasi anak dan orang tua (p = 0,001; cc = 0,383); komunikasi antar teman (p = 0,001; cc = 0,357) dan penggunaan media informasi (p= 0,000; cc = 0,402). Simpulan dari hasil penelitian ini adalah dari enam variabel yang diteliti, pengetahuan kesehatan reproduksi, komunikasi anak dan orang tua, komunikasi antar teman, serta penggunaan media informasi berhubungan dengan perilaku seksual remaja SMK Negeri 8 Semarang tahun 2008. Hasil penelitian yang dilakukan Supriati dan Fikawati (2008) dalam penelitiannya dengan judul “efek paparan pornografi pada remaja SMPN di Pontianak tahun 2008” juga menunjukkan bahwa 83,3% remaja SMPN di Kota Pontianak telah terpapar pornografi dan 79,5% sudah mengalami efek paparan. Penelitian Suryoputro (2009) dengan judul ”Faktor-faktor yang mempengaruhi seksual remaja di Jawa Tengah: implikasinya terhadap kebijakan dan layanan kesehatan seksual dan reproduksi”, hasilnya masing-masing variabel pengetahuan, pemahaman tingkat agama, sumber informasi, dan peran kelurga mempengaruhi perilaku seks pranikah remaja yaitu sebesar (91%). Sedangkan sebesar (9%) dipengaruhi oleh faktor yang lain.
Menurut peneliti ada hubungan yang bermakna antara media informasi dengan perilaku seks bebas pada remaja di SMA N 1 Sukoharjo Kabupaten Pringsewu Tahun 2013, kemungkinan disebabkan karena sebagian besar remaja tidak mengetahui dampak dari perilaku seksual yang mereka lakukan, karena mereka tidak mendapatkan pendidikan seks  dari orang tua, guru, atau orang dewasa lainnya yang bertanggungjawab terhadap pendidikan seks mereka. Sehingga kecenderungan yang muncul, mereka mendapatkan informasi yang keliru tentang seks dari media informasi seperti: buku, majalah, televisi, HP, VCD/DVD porno, film, dan internet. Untuk mencegah semakin banyaknya remaja yang berperilaku menyimpang, perlu diadakan pendidikan seks pada remaja disekolah oleh para petugas pelayanan kesehatan secara berulang-ulang dengan harapan remaja mendapat pengetahuan lebih tentang seks sehingga remaja tidak mendapat informasi yang salah tentang seks.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1.        Keterpaparan terhadap media informasi pada remaja di SMA N 1 Sukoharjo Kabupaten Pringsewu Tahun 2013, dapat diketahui sebesar 44 remaja (65,7%) terpapar media informasi dan sebesar 23 remaja (34,3%) tidak terpapar media informasi.
2.         Perilaku seks bebas pada remaja di SMA N 1 Sukoharjo Kabupaten Pringsewu Tahun 2013, dapat diketahui sebesar 38 remaja (56,7%) berperilaku seks kurang baik dan sebesar 29 remaja (43,3%) berperilaku seks baik.
3.        Ada hubungan media informasi dengan perilaku seks bebas pada remaja di SMA N 1 Sukoharjo Kabupaten Pringsewu Tahun 2013, dengan nilai p value = 0,001 ( 0,001 < 0,05). Odds Ratio didapat 7,556 artinya remaja yang terpapar media informasi beresiko melakukan perilaku seks bebas sebesar 7,556 kali dibandingkan dengan remaja yang tidak terpapar media informasi.

Saran

1.        Bagi Peneliti
              Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan tentang hubungan media informasi dengan perilaku seks bebas pada remaja sehingga dapat menerapkan di lingkungan untuk memberikan arahan pada remaja tentang bahaya seks bebas.

2.        Bagi Lokasi Penelitian
              Diharapkan bagi pihak sekolah lebih meningkatkan kerja sama dengan orang tua di rumah dan guru di sekolah untuk mengawasi perilaku remaja agar terhindar dari perilaku negatif seperti perilaku seks bebas akibat dari pemanfaatan media informasi yang salah.
3.      Bagi Petugas Kesehatan
a.       Dapat memberikan informasi, edukasi dan juga  konsultasi mengenai kesehatan reproduksi pada remaja di lingkungan sekolah yang dilakukan setiap satu semester sekali untuk meningkatkan pengetahuan kesehatan reproduksi remaja
b.      Menyediakan tempat informasi, edukasi dan juga  konsultasi kesehatan remaja yang dapat dijangkau oleh remaja baik di tempat pelayanan kesehatan atau pelayanan umum lainnya.
c.       Menyebarkan informasi mengenai bahaya seks bebas melalui media leaflet yang dapat dibagikan di setiap sekolah, baleho di pinggir jalan, dan melakukan penyebaran informasi melalui media radio dan televisi.
4.      Bagi Institusi STIKes Aisyah
              Diharapkan bagi STIKes Aisyah Pringsewu Lampung untuk melengkapi daftar referensi perpustakaan terutama yang berkaitan dengan media informasi dengan perilaku seks bebas pada remaja untuk mempermudah dalam penelitian selanjutnya. Hasil penelitian ini dapat dipublikasikan melalui media internet agar bisa diakses oleh masyarakat umum.
5.        Bagi Pengembangan Penelitian
     Dapat melakukan penelitian lanjutan melalui variabel lain seperti teman sebaya, sikap, lingkungan, agama, tingkat pendidikan dan tingkat pengetahuan .

DAFTAR PUSTAKA
                     
Aby. 2010., 20,9 Persen ABG Hamil Di Luar Nikah. Pada http://www.poskotanews.com/2012/05/27/209-persen-abg-hamil-di-luar-nikah/, diperoleh tanggal 20 Juni 2013.

Antono Suryoputro, 2009. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Seksual Remaja Di Jawa Tengah: Implikasinya Terhadap Kebijakan Dan Layanan Kesehatan Seksual Dan Reproduksi, pada http://eprints.uns.ac.id.pdf, diperoleh tanggal 25 juni 2013.

Arifdjuwarno ,2011. Peran Media Informasi Dalam Mempengaruhi Perspektif Masyarakat Terhadap Dunia Islam, pada http://arifdjuwarno.wordpress.com, diperoleh tanggal 20 Juni 2013.

Dessy Solehyanti., 2008. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Seksual Remaja SMK Negeri 8 Semarang, pada http://lib.unnes.ac.id/5938/, diperoleh tanggal 25 juni 2013.

Dewi Pristiana, A., 2012.  Hubungan Karaktersitik Remaja, Peran Orang Tua, Peran teman Sebaya dan Paparan Pornografi dengan Perilaku Seksual Remaja di kelurahan Pasir Gunung Selatan Depok.  Tesis : FIP UI

Heri, dan Maulana., 2009 . Promosi kesehatan. Buku Kedokteran EGC.

Husaini A., 2005. Penyesatan opini . Jakarta: Gema Insan.

Irwansyah., 2006. Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan. PT Grafindo Media Utama.

Kancee, Ayep., 2010. Perilaku Seks Remaja Mengkhawatirkan, pada http://radarlampung.co.id, diperoleh  tanggal 20 Juni 2013.

Kumalasari, I. dan Andhyantoro, I., 2012. Kesehatan Reproduksi untuk Mahasiswa Kebidanan dan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Kusmiran, E., 2011. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta: Salemba Medika.

Kusrini dan Koniyo, A., 2007. Tuntunan praktik membangun system informasi akutansi dengan visual basic Microsoft dan sql server.C.V ANDI OFFSET.

Lukitaningsih. 2006. Perkembangan Anak dan Pencegahan Kenakalan Remaja, Perilaku Sex Bebas, Penyalah Gunaan Narkoba dan HIV/AIDS. Semarang: BNP Jawa Tengah, pada http://jurnal.abdihusada.com, diperoleh tanggal 15 agustus 2013
Migwar, Muhammad, 2011. Psikologi Remaja Petunjuk bagi Guru dan Orang Tua. Bandung : Pustaka Stia.

Notoatmodjo, S., 2010. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Pinem S., 2009. Kesehatan reproduksi dan kontrasepsi. Jakarta: Salemba Medika
Sarwono.S.W.(2010). Psikologi remaja. Jakarta: Rajawali Presss.

Supriati dan Fikawati, 2008. Efek Paparan Pornografi Pada Remaja SMPN Di Pontianak, pada http://repository.ui.ac.id, diperoleh tanggal 25 juni 2013.

Tjahayadi, Deidy., 2009. Permasalahan Kesehatan Reproduksi Remaja. pada http://lampung.bkkbn.go.id, diperoleh tanggal 20 juni 2013

Thanks for reading RETNO SUSANTO | HUBUNGAN MEDIA INFORMASI DENGAN PERILAKU SEKS BEBAS PADA REMAJA DI SMAN 1 SUKOHARJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN 2013

« Previous
« Prev Post
Next »
Next Post »

0 komentar:

Posting Komentar