Home » » JAMALUDIN | HUBUNGAN FAKTOR LINGKUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA DI DESA MATARAM UDIK KECAMATAN BANDAR MATARAM KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN 2013

JAMALUDIN | HUBUNGAN FAKTOR LINGKUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA DI DESA MATARAM UDIK KECAMATAN BANDAR MATARAM KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN 2013

STIKes AISYAH PRINGSEWU LAMPUNG
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Skripsi, Agustus 2013
Jamaludin

HUBUNGAN FAKTOR LINGKUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA DI DESA MATARAM UDIK
KECAMATAN BANDAR MATARAM KABUPATEN
LAMPUNG TENGAH TAHUN 2013

xv+ 52 halaman + 2 Gambar + 4 halaman + lampiran

ABSTRAK
Kematian akibat merokok, disebabkan tingginya kandungan senyawa beracun yang menimpa orang yang mengisap rokok (perokok aktif) maupun orang-orang disekitarnya (perokok pasif) Banyak faktor yang mempengaruhi semakin banyaknya anak-anak dan remaja yang merokok diantaranya pengaruh lingkungan dan sosial ekonomi.  Tujuan dalam penelitian ini adalah diketahui hubungan faktor lingkungan dengan perilaku merokok pada remaja di Desa Mataram Udik Kecamatan Bandar Mataram Kabupaten Lampung Tengah tahun 2013.
Jenis penelitan ini adalah kuantitatif dengan desain analitik dan pendekatan cross sectional. Penelitin ini dilakukan di Desa Mataram Udik Kecamatan Bandar Mataram Kabupaten Lampung Tengah tahun 2013. Subjek dalam penelitian ini adalah remaja di Desa Mataram Udik Kecamatan Bandar Mataram Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2013 yang berjumlah 293 orang remaja laki-laki yang kemudian diambil sampel secara acak sebesar 75 orang. Alat pengumpul data dalam penelitian ini menggunakan lembar angket tentang faktor lingkunagn orang tua, teman dan iklan dan perilaku merokok pada remaja. Analisa data bivariat menggunakan uji chi square.
Hasil penelitian diperoleh faktor lingkungan orang tua pada remaja di Desa Mataram Udik sebagian besar kurang baik yaitu 50 remaja (66,7%), faktor lingkungan iklan pada remaja di Desa Mataram Udik sebagian besar kurang baik yaitu 68 remaja (90,7%), faktor lingkungan teman pada remaja di Desa Mataram Udik sebagian besar kurang baik yaitu 65 remaja (86,7%). Ada hubungan faktor lingkungan orang tua dengan perilaku merokok pada remaja di Desa Mataram Udik, tidak ada hubungan antara faktor lingkungaan teman dan iklan dengan perilaku merokok pada remaja di Desa Mataram Udik. Diharapkan pada orang tua untuk memberikan pengarahan pada remaja tentang bahaya merokok supaya remaja tidak mengkonsumsi rokok.

Kata Kunci      : Faktor Lingkungan, Prilaku Merokok pada remaja
Kepustakaan  : 25 (2004-2013)



STIKES AISYAH PRINGSEWU LAMPUNG
SCIENCE STUDY NURSING PROGRAM
THESIS , AUGUST 2013
JAMALUDIN

THE CORRELATION OF ENVIRONMENTAL FACTORS WITH SMOKING IN ADOLESCENT BEHAVIOR IN THE BANDAR MATARAM UDIK VILLAGE DISTRICT MATARAM
CENTRAL LAMPUNG YEAR 2013

xv + 52 pages + 2 4 + Figures + page appendix

ABSTRACT

Smoking-related deaths , due to the high content of toxic compounds that afflicts people who smoke cigarettes (current smokers) and the people around him (passive smokers). Many factors affect the increasing number of children and adolescents who smoke such as influence of environmental and socioeconomic. The purpose of this research is a known relationship to environmental factors and smoking behavior in adolescents in the Bandar Mataram Village District of Mataram Central Lampung regency in 2013.
This type of research is to design analytical and quantitative cross-sectional approach . This research is conducted in the the Bandar Mataram Village District of Mataram Central Lampung regency in 2013 . Subjects in this study were young in the the Bandar Mataram Village District of Mataram Central Lampung regency in 2013, amounting to 293 teenage boys were then taken randomly sampled by 75 people. Means of collecting data in this study using a questionnaire sheet on factors lingkunagn parents , friends and advertising and smoking behavior in adolescents . Bivariate data analysis using chi square test .
The results obtained environmental factors on adolescent parents in the the Bandar Mataram Village District of Mataram  most unfavorable of 50 adolescents ( 66.7 % ) , environmental factors ads on teenagers in the the Bandar Mataram Village District of Mataram  most unfavorable is 68 adolescents ( 90.7 % ), environmental factors on teenage friends in the village of Mataram Udik mostly less well at 65 adolescents ( 86.7 % ) . There are environmental factors parental relationship with smoking behavior in adolescents in Bandar Mataram Udik village, there was no association between factor lingkungaan friends and advertising and smoking behavior in adolescents in the Bandar Mataram Udik Village. It is expected the parents to provide guidance to teens about the dangers of smoking so that teens do not consume cigarettes .

Keywords : Environmental Factors , Smoking behavior in teens
Bibliography : 25 (2004-2013)



PENDAHULUAN

       Remaja sebagai generasi muda merupakan aset nasional yang sangat penting karena pada pundaknya terletak tanggung jawab kelangsungan hidup bangsa. Dari sekitar 1 milyar manusia, hampir satu diantara 6 manusia di bumi ini adalah remaja, dan 85% diantaranya hidup di negara berkembang (Dewi, 2005).
       Masa remaja merupakan masa yang kritis karena merupakan masa peralihan dari masa anak kemasa dewasa, selain itu juga merupakan masa pencarian identitas. Secara umum remaja ingin diakui keberadaannya dan mendapat perlakuan khusus. Dampak dari pencarian identitas tersebut ada yang bersifat positif dan ada yang bersifat negatif. Untuk menunjukkannya, perilaku remaja terkadang mengarah pada bentuk mencari perhatian, dengan menonjolkan dirinya dalam perbuatan negatif, salah satunya adalah merokok (Suwandi, 2006).
       Berdasarkan penelitian WHO tahun 2005 jumlah kematian akibat rokok yaitu 70% berasal dari Negara maju dan 30% dari Negara berkembang. Namun pada 2020, diperkirakan komposisi jumlah kematian berbalik menjadi 30% Negara maju dan 70% di Negara berkembang. Pertumbuhan perokok di negara berkembang pada tahun 2006 meningkat 2,1% sedangkan di negara maju menurun 1,1%. Data WHO juga mempertegas bahwa seluruh jumlah perokok yang ada di dunia sebanyak 30% adalah kaum remaja  (Smet, 2000).
Indonesia menduduki peringkat keempat jumlah perokok terbanyak di dunia dengan kekerapannya sekitar 60% pada laki-laki dan 40% pada perempuan yang berumur lebih dari 15 tahun. Dengan jumlah sekitar 141 juta orang dengan  korban 57 ribu perokok meninggal setiap tahun dan sekitar 500 ribu menderita berbagai penyakit. Diperkirakan, konsumsi rokok Indonesia setiap tahun mencapai 199 milliar batang  rokok atau berada di urutan ke-4 setelah RRC (1.979 miliar batang), AS (480 miliar), Jepang (230 miliar), serta Rusia (230 miliar). Indonesia juga mencetak rekor baru, yakni jumlah perokok remaja tertinggi di dunias (Aditama, 2006).
       Sedangkan menurut Global Yourt Tobacco Survay (GYTS) di Indonesia pada tahun 2006 ditemukan 24,5% remaja laki-laki dan 2,3% remaja perempuan merupakan perokok, bahkan 12,9% anak sebelum umur 10 tahun (Suwandi. 2006).
       Sementara menurut penelitian pada tahun 2007 di Indonesia oleh sebuah lembaga anti rokok, diusia muda dibawah GYTS, menemukan 78% perokok adalah kaum remaja. Survey juga menemukan, 20,84% perokok pada usia 7-12 tahun adalah anak laki-laki, 4,17% adalah anak perempuan. Pada usia 13-15 tahun, 12,5% adalah pada laki-laki dan 8,33% adalah perempuan. Sementara, pada usia 16-18 tahun, 47,92% adalah laki-laki, dan 6,25% adalah perempuan. Dalam GYTS 2007, jumlah perokok pada usia 13-18 tahun di Indonesia menduduki peringkat pertama di Asia ( Yudha. 2008).
       Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (2010) prevalensi perokok sebesar 34,3% dengan rerata jumlah rokok yang dihisap 10 batang per hari. Usia pertama kali merokok di setiap kabupaten/kota di provinsi Lampung secara umum paling banyak dimulai pada usia 15-19 tahun yaitu sebesar 56% responden. Persentase penduduk usia 15-19 tahun yang merokok di Kabupaten Lampung Tengah sebesar 33,3%  (Riset Kesehatan Dasar, 2010).
       Kematian akibat merokok, disebabkan tingginya kandungan senyawa beracun yang menimpa orang yang mengisap rokok (perokok aktif) maupun orang-orang disekitarnya (perokok pasif) yang memiliki dampak negatif bagi tubuh yaitu  Penyakit Paru Obstruksi Menahun (PPOM), Penyakit Jantung Koroner (PJK), dan kanker paru-paru, gangguan kehamilan dan janin. bila dilihat dari bahaya yang ditimbulkan rokok, maka diperlukan upaya pencegahan terhadap perilaku merokok pada remaja (Aditama, 2006).
       Banyak faktor yang mempengaruhi semakin banyaknya anak-anak dan remaja yang merokok diantaranya pengaruh lingkungan dan sosial ekonomi. Menurut Smet (1994 dalam Nasution, 2007) yang menyatakan perilaku merokok dipengaruhi sosial cultural seperti sosial ekonomi atau penghasilan dan faktor yang tidak hanya berasal dari dalam diri juga disebabkan lingkungan karena perilaku merokok juga merupakan perilaku yang dipelajari, sehingga perlu ada agen sosialisasi dalam proses munculnya perilaku tersebut, dan lingkungan merupakan faktor penting yang pertama kali memperkenalkan remaja terhadap perilaku merokok. Aktivitas merokok yang ada di lingkungan menstimulasi remaja untuk mencoba hal yang sama agar dapat diterima sebagai anggota dari lingkungan tersebut.
       Dari hasil pra survey yang peneliti lakukan tanggal 9 Januari 2013 dari 10 orang remaja di Desa Mataram Udik terdapat 6 orang (60%) telah merokok sedangkan 4 orang (40%) tidak merokok. Dari hasil wawancara bebas terhadap 6 orang remaja yang merokok tersebut 4 orang (66,7%) mengatakan alasan utama mereka merokok adalah karena pengaruh teman dan 2 orang (33,3%) lainnya mengatakan karena pengaruh orang tua yang merokok.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 75 sampel yang mengikuti penelitian di Desa Mataram Udik Kecamatan Bandar Mataram Kabupaten Lampung Tengah dan pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik random sampling. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan lembar angket. Sedangkan uji statistik pada peneliitan ini menggunakan chi-squere dengan α : 0.05. Jika p value < 0.05 untuk membuktikan hipotesis.

HASIL PENELITIAN

1.      Perilaku Merokok pada Remaja
Tabel 1
Distribusi Frekuensi Perilaku Merokok pada Remaja di Desa Mataram Udik Kecamatan Bandar Mataram  Kab. Lampung Tengah  tahun 2013

Prilaku Merokok
Jumlah
Persentase (%)
Merokok
45
60,0
Tidak Merokok
30
30,0
Jumlah
75
100,0

       Berdasarkan tabel dapat diketahui sebesar 45 remaja (60%) merokok dan sebesar 30 remaja (40,0%) tidak merokok.
2.      Faktor Lingkungan Orang Tua
Tabel 2
Distribusi Frekuensi Faktor Lingkungan Dari Orang Tua pada Remaja
Tahun 2013

Lingkungan Orang Tua
Jumlah
Persentase (%)
Kurang Baik
50
66,7
Baik
25
33,3
Jumlah
75
100,0

      Berdasarkan tabel dapat diketahui sebesar 50 remaja (66,7%) memiliki lingkungan orang tua yang kurang baik dan sebesar 25 remaja (33,3%) memiliki lingkungan orang tua yang baik.

3.      Faktor Lingkungan Iklan
Tabel 3
Distribusi Frekuensi Faktor Lingkungan Dari Iklan Pada Remaja Tahun 2013

Lingkungan Iklan
Jumlah
Persentase (%)
Terpapar
68
90,7
Tidak Terpapar
7
9,3
Jumlah
75
100,0

      Berdasarkan tabel dapat diketahui sebesar 68 remaja (90,7%) terpapar oleh iklan rokok dan sebesar 7 remaja (9,3%) tidak terpapar oleh iklan rokok.

4.      Faktor Lingkungan Teman
Tabel 3
Distribusi Frekuensi Faktor Lingkungan Dari Teman  pada Remaja tahun 2013

Lingkungan teman
Jumlah
Persentase (%)
Kurang Baik
65
86,7
Baik
10
13,3
Jumlah
75
100,0

       Berdasarkan tabel dapat diketahui sebesar 65 remaja (86,7%) memiliki lingkungan teman yang kurang baik dan sebesar 10 remaja (13,5%) memiliki lingkungan teman yang baik.
5.      Hubungan Faktor Lingkungan Orang Tua dengan Perilaku Merokok pada Remaja

Berdasarkan tabel tentang hubungan faktor lingkungan orang tua dengan perilaku merokok pada remaja di Desa Mataram Udik Kecamatan Bandar Mataram Kabupaten Lampung Tengah tahun 2013, dapat diketahui bahwa  36 remaja (72,0%) yang memiliki lingkungan keluarga kurang baik berprilaku merokok, sedangkan 9 remaja (36,0%) yang memiliki lingkungan keuarga baik berprilaku merokok. Hasil uji statistik chi square didapat nilai p value = 0,006  (0,006 < 0,05),  maka dapat disimpulkan ada hubungan faktor lingkungan orang tua dengan perilaku merokok pada remaja di Desa Mataram Udik Kecamatan Bandar Mataram Kabupaten Lampung Tengah tahun 2013, niai OR didapat 4,571 artinya remaja yang orang tuanya merokok berisiko untuk merokok sebesar 4,571 kali dibandingkan dengan remaja yang orang tuanya tidak merokok.

6.      Hubungan faktor lingkungan iklan dengan perilaku merokok pada remaja

Berdasarkan tabel tentang hubungan faktor lingkungan iklan dengan perilaku merokok pada remaja di Desa Mataram Udik Kecamatan Bandar Mataram Kabupaten Lampung Tengah tahun 2013, dapat diketahui bahwa  36 remaja (57,4%) yang terpaar oleh iklan rokok dan berprilaku merokok, sedangkan 6 orang (85,7%) yang tidak terpapar iklan rokok berprilaku merokok. Hasil uji statistik chi square didapat nilai p value = 0,292  (0,292 > 0,05),  maka dapat disimpulkan tidak ada hubungan faktor lingkungan iklan dengan perilaku merokok pada remaja di Desa Mataram Udik Kecamatan Bandar Mataram Kabupaten Lampung Tengah tahun 2013.
7.      Hubungan Faktor Lingkungan Teman dengan Perilaku Merokok pada Remaja

Berdasarkan tabel tentang hubungan faktor lingkungan teman dengan perilaku merokok pada remaja di Desa Mataram Udik Kecamatan Bandar Mataram Kabupaten Lampung Tengah tahun 2013, dapat diketahui bahwa  37 remaja (56,9%) yang memiliki lingkugan teman kurang baik berprilaku merokok, sedangkan 8 orang (80%) yang memiliki lingkungan teman baik berprilaku tidak merokok. Hasil uji statistik chi square didapat nilai p value = 0,298  (0,298 > 0,05),  maka dapat disimpulkan tidak ada hubungan faktor lingkungan teman dengan perilaku merokok pada remaja di Desa Mataram Udik Kecamatan Bandar Mataram Kabupaten Lampung Tengah tahun 2013.
PEMBAHASAN

1.      Hubungan Faktor Lingkungan Orang Tua dengan Perilaku Merokok pada Remaja.
       Banyak faktor yang menyebabkan lingkungan remaja kurang baik diantaranya rendahnya pengetahuan orang tua tentang bahaya merokok, selain itu kebiasaan merokok juga dapat menyebabkan kecanduan yang mengakibatkan kebiasaan merokok tersebut sulit untuk dihentikan. Kedua faktor tersebut dapat menjadi predisposisi orang tua yang merupakan faktor lingkungan bagi remaja memberi contoh yang kurang baik dengan merokok didepan remaja, hal ini dapat menjadi agen sosialisasi remaja yang masih dalam tahap mencari identitas diri terpapar pada lingkungan yang kurang baik (Migwar, 2011).
       Faktor-faktor lingkungan yang berkaitan dengan penggunaan tembakau antara lain orang tua, saudara kandung maupun teman sebaya yang merokok. Selain itu juga karena paparan iklan rokok dimedia. Orang tua sepertinya memegang peranan penting, dalam pembentukan perilaku merokok remaja (Smet, 1994 dalam Nasution, 2007).
       Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Yuda Prasetya (2008) yang menyatakan, ada hubungan yang signifikan antara faktor lingkungan yang berasal dari teman, budaya dan keluarga dengan perilaku merokok pada remaja di SMA Negeri 1 Narmada Lombok  Barat (0,000) < (0,05).
       Menurut peneliti ada hubungan yang bermakna antara faktor lingkungan orang tua dengan perilaku merokok pada remaja di Desa Mataram Udik Kecamatan Bandar Mataram Kabupaten Lampung Tengah tahun 2013, kemungkinan  disebabkan karena anak-anak dengan orang tua perokok cenderung akan merokok dikemudian hari, hal ini terjadi karena anak tersebut ingin seperti bapaknya yang kelihatan gagah dan dewasa saat merokok. Kedua, karena anak sudah terbiasa dengan asap rokok dirumah, dengan kata lain disaat kecil mereka telah menjadi perokok pasif dan sesudah remaja anak gampang saja beralih menjadi perokok aktif.
      Lingkungan remaja seperti orang tua yang merokok, menstimulasi remaja untuk mencoba hal yang sama agar dapat diterima sebagai anggota dari lingkungan tersebut. Selain itu tidak adanya larangan dari orang tua terhadap remaja untuk tidak merokok menyebabkan remaja merokok.  Berdasarkan wawancara terhadap resonden mengatakan mereka tidak dilarang untuk merokok karena telah bekerja dan menghasilkan pendapatan sendiri untuk membeli rokok.

2.      Hubungan Faktor Lingkungan Iklan dengan Perilaku Merokok pada Remaja.
       Berdasarkan tabel hasil penelitian pada 4.2, dapat diketahui sebesar 68 remaja (90,7%) terpapar oleh iklan rokok dan sebesar 7 remaja (9,3%) tidak terpapar oleh iklan rokok.  Hasil uji statistik chi square didapat nilai p value = 0,292  (0,292 > 0,05),  maka dapat disimpulkan tidak ada hubungan faktor lingkungan iklan dengan perilaku merokok pada remaja di Desa Mataram Udik Kecamatan Bandar Mataram Kabupaten Lampung Tengah tahun 2013.
         Syahrir (2009)  menyatakan bahwa melihat iklan di media massa dan elektronik yang menampilkan gambaran bahwa perokok adalah lambang kejantanan atau glamour, membuat  remaja seringkali terpicu untuk mengikuti perilaku seperti yang ada dalam iklan tersebut.
       Menutur Notoatmodjo (2010) Prilaku seseorang tidak hanya dipengaruhi oleh faktor lingkungan saja akan teapi juga dipengaruhi oleh faktor lain seperti faktor ekonomi, dan juga dukungan dari orang lain seperti dukungan orang tua.
        Hasil penelitian diatas tidak sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Smet (2008) Pengaruh  iklan untuk menjaring konsumen yang lebih banyak, para produsen rokok mempunyai cara yang handal. Berbagai iklan baik dalam bentuk reklame, poster maupun iklan dalam media elektronik ditampilkan dengan maksud untuk merangsang para konsumen mencoba produk yang mereka iklankan. 
       Tidak adanya hubungan antara lingkungan iklan dengan perilaku merokok pada remaja di Desa Mataram Udik Kecamatan Bandar Mataram Kabupaten Lampung Tengah, kemungkinan pertama disebabkan oleh faktor larangan dari orang tua yang tidak membolehkan remaja untuk mengkonsumsi rokok. Berdasarkan hasil wawancara terhadap responden mengatakan meskipun mereka tergiur oleh iklan rokook untuk mencobanya tetapi tidak berani untuk mengkonsumsi rokok karena tidak diperbolehkan oleh orang tua.  Begitu juga sebaliknnya adanya remaja yang tidak terpapar oleh media iklan rokok tetapi berprilaku merokok kemungkinan disebabkan mencontoh orang tua dan tidak ada larangan dari orang tua untuk merokok.
       Iklan rokok tidak akan mempengaruhi remaja untuk berprilaku merokok bila didalam keluarga terdapat peraturan yang ketat pada remaja untuk tidak merokok. Oleh karena itu diharapkan bagi orang tua untuk memberikan informasi dan edukasi pada remaja tentang bahaya mengkonsumsi rokok.

3.      Hubungan Faktor Lingkungan Teman dengan Perilaku Merokok pada Remaja.
      Kebutuhan untuk dapat diterima sering kali membuat remaja berbuat apa saja agar dapat diterima oleh kelompoknya. Sehingga dapatlah dimengerti bahwa remaja harus dapat menjalankan peran dan tingkah lakunya sesuai dengan harapan kelompok agar dapat tetap bergabung menjadi anggota kelompok. Jika mayoritas kelompok memiliki kebiasaan merokok, maka setiap anggotanya mau tidak mau akan dan harus mengikuti aktivitas tersebut tanpa memperdulikan perasaan mereka sendiri (Hurlock, 2000).
      Hasil penelitian diatas tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan Kurniawati (2003) mengungkapkan bahwa lingkungan teman sebaya memberikan sumbangan efektif sebesar 93,8% terhadap munculnya perilaku merokok pada remaja. Dalam penelitiannya dikatakan bahwa semakin banyak dukungan teman untuk merokok dapat mendorong seseorang untuk semakin menjadi perokok.
      Menurut Notoatmodjo (2010) faktor yang memepengaruhi prilaku sehat seseorang diantaranya adalah pengetahuan. Sedangkan pengetahuan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka akan mudah untuk menagkap materi baru yang disampaikan.
      Menurut peneliti tidak adanya hubungan faktor lingkungan teman dengan perilaku merokok pada remaja di Desa Mataram Udik Kecamatan Bandar Mataram Kabupaten Lampung Tengah tahun 2013, kemugkinan disebakan oleh lingkungan teman remaja yang banyak dan bercampur antara perokok dan bukan perokok, hal ini menyebabkan meskipun lingkungan teman tersebut tidak merokok tetapi remaja tetap mengkonsumsi rokok karena di pengaruhi oleh lingkungan teman lainnya yang merokok, begitu juga sebaliknya meskipun lingkungan teman pada remaja setempat banyak yang merokok tetapi mereka tidak merokok karena dipengaruhi oleh lingkungan teman lainnya yang tidak merokok seperti lingkungan sekolah.
            Adanya responden dengan lingkungan teman kurang baik akan tetapi tidak merokok kemungkinan disebabkan karena meskipun lingkungan remaja banyak yang morokok tetapi responden telah mengetahui bahaya bila mengkonsumsi rokok sehingga tidak terpengaruh oleh lingkungan tersebut. Hasil wawancara peneliti responden dengan lingkungan kurang baik tetapi tidak merokok mereka enggan mengkonsumsi rokok karena berdasarkan pengalaman mereka merokok dapat meneyebabkan TBC seperti yang dialami oleh saudara dan teman mereka yang mengkonsumsi rokok.

KESIMPULAN

1.      Remaja di Desa Mataram Udik Kecamatan Bandar Mataram Kabupaten Lampung Tengah tahun 2013, sebagian besar merokok yaitu 45 remaja (60%)
2.      Faktor lingkungan orang tua pada remaja di Desa Mataram Udik Kecamatan Bandar Mataram Kabupaten Lampung Tengah tahun 2013, sebagian besar kurang baik yaitu 50 remaja (66,7%).
3.      Faktor lingkungan iklan pada remaja di Desa Mataram Udik Kecamatan Bandar Mataram Kabupaten Lampung Tengah tahun 2013, sebagian besar kurang baik yaitu 68 remaja (90,7%).
4.      Faktor lingkungan teman pada remaja di Desa Mataram Udik Kecamatan Bandar Mataram Kabupaten Lampung Tengah tahun 2013, sebagian besar kurang baik yaitu 65 remaja (86,7%).
5.      Ada hubungan faktor lingkungan orang tua dengan perilaku merokok pada remaja di Desa Mataram Udik Kecamatan Bandar Mataram Kabupaten Lampung Tengah tahun 2013.
6.      Tidak ada hubungan faktor lingkungan iklan dengan perilaku merokok pada remaja di Desa Mataram Udik Kecamatan Bandar Mataram Kabupaten Lampung Tengah tahun 2013.
7.      Tidak ada hubungan faktor lingkungan teman dengan perilaku merokok pada remaja di Desa Mataram Udik Kecamatan Bandar Mataram Kabupaten Lampung Tengah tahun 2013.

SARAN

1.      Bagi para orang tua remaja diharapkan untuk memberikan contoh yang baik pada remaja untuk tidak merokok
2.      Diharapkan bagi petugas kesehatan di Desa mataram Udik lebih meningkatkan program promosi kesehatan tentang bahaya merokok khususnya pada kelompok remaja dengan melakukan penyuluhan secara berulang-ulang dan berkala baik secara individu/kerumah-rumah.
3.      Dapat melakukan penelitian lanjutan melalui variabel lain seperti dukungan petugas kesehatan dan dukungan orang tua terhadap prilaku merokok pada  remaja.




DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta. Rineka Cipta.

Aditama, Chandra Yoga. 2006. Ancaman Serius merokok. Dalam www.republika.co.id.  Republik Online. Diakses tanggal 11 Januari 2013

Azizah, Nurul, 2013.  Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Merokok Anak Jalanan di Kota Makassar. Dalam www.unhas.skribs.id diakses tanggal 7 September 2013.

Departemen Kesehatan 2007. Riset Kesehatan Dasar 2007. Lampung

Dewi, 2005. Remaja, Tindakan dan Perilaku. www.suarapembaruan.com. Diakses tanggal 11 Januari 2013

Hurlock, Elizabeth, B. 2000. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Edisi Kelima. Jakarta. Erlangga.

Hastono, 2007.  Analisa data.  Fakultas Kesehatan Masyarakat UI.SS

Komalasari dan Helmi, 2000.  Faktor-Faktor penyebab Prilaku Merokok Pada Remaja. Yogyakarta: Jural Psikologi Universitas Gajah Mada.

Kurniawati, 2003. Faktor yang mempengaruhi perilaku merokok remaja di Cimahi dalam www.mulia.com Diakses tanggal 11 Januari 2013

Marilya M, Friedman. 1998. Keperawatan Keluarga. Jakarta. EGC.

Mulyanto Sumardi, 2001. Kemiskinan dan Kebutuhan pokok. Jakarta. Rajawali.

Muchtar, 2005. Hidup sehat tanpa rokok. Digital library USU

Notoatmodjo, Soekidjo.2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta. Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta. Rineka Cipta.
Pusdiknakes, 1999. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta. Balai Pustaka.

Prasetya, Yuda. 2008. Hubungan antara faktor lingkungan yang berasal dari teman, budaya dan keluarga dengan perilaku merokok pada remaja di SMA Negeri 1 Narmada Lombok. Dalam www.scibd.com Diakses tanggal 11 Januari 2013.

Riskesdas, 2010. Riset Kesehatan Dasar 2010. Jakarta.  Balitbankes.

Scragg, Robert. 2002. Cigarette Smoking, Pocket Money and Socioeconomic Status: Results From A National Survey of 4th Form Students in 2000. The New Zealand Medical Journal, 115. dalam www.unikunik.wordpress.com. Diakses tanggal 11 Januari 2013
Sarwono, S. W. 2002. Teori-teori Psikologi Sosial. Jakarta PT. Raja Grafindo Persada.

Smet, B 1994 dalam Nasution, 2007. Prilaku Merokok Pada Remaja. UNSU : Jurnal Kesehatan Universitas Sumatra Utara.
Singgih dan Wahyuni T. 2008. Jangan Biarkan Asap Rokok Meracuni Anak Anda. Dalam www.suarakarya-online.com. Diakses tanggal 11 Januari 2013..

Suwandi. 2006. Perilaku Remaja Era Millenium. Dalam www.pikas.bkkbn.go.id. Diakses tanggal 12 Januari 2013.

Soetjiningsih, 2004. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta EGC.

Syahrir, 2004.  Ekonomi dan Bisnis Rokok. Dalam www.media-indonesia.com Diakses tanggal 11 Januari 2013.

Triswanto, S D. 2007. Stop Smoking. Program Progresif Books. Yogyakarta.

Thanks for reading JAMALUDIN | HUBUNGAN FAKTOR LINGKUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA DI DESA MATARAM UDIK KECAMATAN BANDAR MATARAM KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN 2013

« Previous
« Prev Post
Oldest

0 komentar:

Posting Komentar